Senin, 21 Januari 2013

Antara Menjadi Emas dan Menjadi Arang





Alangkah senangnya jika terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu diidam-idamkan dan dinanti- nanti. Semua orang ingin menyentuhnya, memilikinya dan sangat bangga bila berada di dekatnya karena nilainya yang amat tinggi. Tak heran jika emas dijuluki sebagai logam mulia, karena kedudukannya yang amat tinggi di mata manusia. Banyak sekali manusia berkelahi memperebutkannya dan bahkan tak jarang sampai saling membunuh. Adapun terlahir sebagai arang, agaknya kalau dapat akan dihindari oleh setiap insan.
Sejak lahir jangankan digendong, disentuhpun tidak karena rasa takut akan terkotori olehnya. Mengenai nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang yang dapat memilikinya. Keberadaannya pun terkadang tidak terlalu dirasakan. Namun, semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah dia akan rusak. Emas bila terkena merkuri (air raksa) akan kehilangan nilainya. Emas ketika tersebar dan bercampur dengan tanah tidaklah ada nilainya.Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang sangat dingin, dimana orang sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih berharga dari nilai emas satu bukit.
Dari analogi di atas nampak bahwa lingkungan tempat suatu benda berada dan nilai manfaat keberadaan suatu benda pada lingkungan tersebut merupakan faktor yang penting untuk menilai tingkat manfaat keberadaan suatu benda.Ada benda lain yang juga dinilai sangat tinggi oleh kebanyakan manusia, yaitu intan. Intan yang jernih dan kokoh, dapat digunakan untuk menghancurkan batu-batuan dan dapat juga digunakan sebagai perhiasan. Jika diteliti lebih lanjut, ternyata unsur pembentuk intan dan arang adalah sama-sama karbon. Keteraturan posisi molekul karbon dalam intan tersebut menjadikannya kokoh dan indah. Hal yang menyebabkan intan jauh lebih mahal daripada arang adalah karena intan sangatlah sulit didapat dan sangat besar manfaatnya walaupun unsure pembentuknya sama-sama karbon.
Dapatkah arang berubah menjadi intan? Jika posisi-posisi molekul karbon dalam arang dipindahkan sehingga menjadi teratur, bukan tidak mungkin arang yang hina dina berubah menjadi intan yang mulia. Namun, hal ini membutuhkan energi yang amat besar. Jadi walaupun unsur pembentuk suatu benda sama, namun keteraturan letak molekul unsur pembentuk dalam suatu benda dapat menyebabkan benda yang satu lebih bernilai dari benda yang lain.Manusia, sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sangatlah diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaanya di atas bumi ini.
Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berhijrah.Berhijrah bukanlah selalu berarti berpindah tempat secara fisik namun hijrah merupakan upaya berkesinambungan untuk dapat menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan tempat manusia tersebut berada.Jika manusia merasa dirinya kurang dihargai dalam lingkungannya, ada 2 hal yang dapat ia lakukan, pindah secara fisik ke lingkungan yang lebih mendukung keberadaannya atau mengubah/menata ulang dirinya sehingga menjadi lebih bernilai dalam lingkungan tersebut, namun hal ini tentu saja membutuhkan energi dan upaya yang jauh lebih besar.

Jumat, 08 Januari 2010

TELAAH LINGKUNGAN STRATEGIS PENGEMBANGAN BLK SURABAYA MENJADI BLK BERKELAS INTERNASIONAL

Kajian Teoritis

Dalam perencanaan pengembangan lembaga pelatihan, berbagai informasi tentang kondisi lingkungan baik lingkungan internal dan lingkungan eksternal perlu dipertimbangkan oleh para perencana pelatihan umumnya dan BLK Surabaya khususnya dalam menyongsong era keseagadan menjadi BLKI bertaraf internasional , sebab kondisi lingkungan tersebut selalu akan memberi pengaruh kepada tujuan perencanaan kalau tujuan itu sudah direalisasi. Informasi tentang masalah-masalah dalam lingkungan internal dan eksternal dari telaah lingkungan strategic diproses dengan cara pembobotan dan diranting menjadi suatu kesimpulan analisis. Kegiatan inilah yang disebut Telaah Lingkungan Internal (PLI) dan Telaah Lingkungan Eksternal (PLE), Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (KAFE). Ada empat langkah utama dalam telaah lingkungan stategik yaitu ;
1.Mengidentifikasi sumber-sumber untuk Scanning
Sumber-sumber ini dibagi menjadi tiga level, yaitu :
a.Task environment, adalah sumber yang berkaitan dengan tugas-tugas (tugas pokok dan fungsi). BLK sebagai lembaga pelatihan.
b.Industry/organization environment, berkaitan dengan berbagai organisasi lain yang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya yaitu dunia industry dan lembaga pelatihan lain baik pemerintah maupu swasta
c.Macro environment, merupakan level yang paling luas. Level ini meliputi sector social, politik, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya kebijakan pemerintah yang ada
2.Melakukan Scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal
Kegiatan inti dari kegiatan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal adalah penilaian internal dan eksternal BLK. Penilaian internal dan eksternal adalah suatu telaah dan identifikasi tentang kondisi internal dan data eksternal, serta factor yang mempengaruhi Lembaga.
Hasil dari kegiatan ini adalah identifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan hasil dari scanning lingkungan internal; dan dari lingkungan eksternal akan diperoleh identifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi BLK dalam menyongsong masa depan.
3.Melakukan analisis untuk menilai hasil Scanning
Hasil kegiatan dari tahap ini adalah penilaian terhadap hasil Scanning. Penilaian difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan (anggaran yang diperlukan oleh instansi, jumlah pegawai) dan output yang dikeluarkan oleh instansi (jumlah dan jenis produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi, jumlah pelanggan yang harus dilayani).
Lingkungan eksternal yang dapat dilakukan penentuan berbagai kejadian di luar instansi yang dapat memberi pengaruh terhadap organisasi adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aspek ekonomi, politik, social, teknologi, kebijakan pemerintah dan persaingan.
4.Merumuskan hasil Scanning untuk keperluan penentuan Action Plan
Didalam kegiatan penyusunan Telaah Lingkungan Internal (TLI) dan Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) serta Kesimpulan Analisis Factor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Factor Eksternal (KAFE) harus berpedoman pada visi, misi BLKI dan nilai-nilai. Kesesuaian antara hasil Scanning dengan visi, misi dan nilai dalam organisasi merupakan dasar dalam pembuatan action plan sehingga action plan yang dibuat sesuai dengan keberadaan BLK

Rabu, 11 November 2009

Perencanaan Poros Dengan Beban Puntir atau Torsi


Poros merupakan bagian mesin yang berputar yang digunakan untuk mentrasmit daya (power) dari satu bagian ke bagian lainnya. Dalam mentrafer daya dari satu poros ke poros yang lain digunakan puli,ger dll yang dipasang pada poros tersebut dengan pasak atau spline.
Axle merupakan bagian mesin yang bentuknya sama dengan poros tetapi stasioner dan digunakan hanya untuk mentrasmisikan momen banding. Spidle adalah nama / istilah yang dipakai pada poros pendek (short shaft).

BAHAN UNTUK POROS :
Bahan yang digunakan untuk poros biasa,biasanya dari bahan baja lunak (mild steel). Jika dipergunakan kekuatan yang tinggi.akan digunakan dari bahan baja paduan (alloy steel)seperti baja nikel,baja nikel kron,baja vanadium krom dll.
Poros umumnya dibentuk dengan cara hot roling dan di finising ke dalam ukuran tertentu dengan cara cold drawing atau turning dan grinding.
Poros umumnya dibentuk dengan cara cold roling memiliki kekuatan yang lebih baik dari pada poros yang dibentuk dengan cara hot roling,tetapi tegangan sisa (residual stress)yang timbul lebih tinggi.Tegangan sisa ini bisa disebabkan oleh distorsi ketika poros tersebut dikerjakan mesin.

MACAM POROS :
1) Poros Transmisi :
Poros transmisi ini mentrasmit daya antara sumber daya dan mesin yg menyerap daya. Poros seperti counter shoft,line shoft,overhead shoft merupakan poros transmisi.
Karena poros ini membawa bagian-bagian mesin seperti puli,ger dll sehingga poros mendapat beban banding sebagai tambahan porsi.
2) Poros Mesin
Poros mesin ini biasanya menyatu dengan mesin itu sendiri.Crank shoft adalah contoh dari poros mesin.

TEGANGAN PADA POROS :
Berikut adalah tegangan-tegangan yang terjadi pada poros :
a. Tegangan Geser (shear stress) yang disebabkan oleh beban torsi
b. Tegangan Bending (tarik atau tekan) akibat gaya yang bekerja pada ger, puli dll.termasuk berat dari poros itu sendiri.
c. Tegangan Kombinasi Torsi dan Bending

PERENCANAAN POROS :
Poros bisa direncanakan berdasarkan pada Kekuatan (strength), Rigidity
Dalam perencanaan yang berdasarkan pada kekuatan, kondisi berikut bisa dipertimbangkan :

Karyawan dan Etika Berorganisai

Masalah etika selalu muncul dalam situasi yang melibatkan orang lain, tetapi seringkali organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini dari pada pihak - pihak lainnya. Pelanggaran terhadap etika yang telah diterima secara umum merupakan masalah yang harus diwaspadai dalam organisasi, bagi sebagian orang perilaku etis dalam organisasi tidak selalu penting.
Disikusi etika dalam organisasi diperlukan, dan mungkin bermanfaat bagi kita untuk mempelajari beberapa masalah etika dalam konteks pembuatan keputusan mengenai pekerjaan dalam organisasi hal ini karena organisasi adalah bagian dari sebuah budaya yang memiliki komponen-komponen berupa nilai dasar organisasi, asumsi yang diterima, kaidah pengambilan keputusan, gaya manajerial, cerita kesuksesan dan keberhasilan, makna tradisi dan loyalitas, serta topik dan metode komunikasi yang diterima. Dalam berkomunikasi harus mempertimbangkan pendekatan positif tentang moral dan etika penyampaian informasi oleh individu maupun oleh organisasi itu sendiri dalam hubungannya dengan individu lain maupun dengan organisasi lain.
Teori mengemukan bahwa etika berkaitan dengan pemikiran dan cara bersikap, pemikiran mengenai etika terdiri dari evaluasi masalah dan keputusan dalam arti bagaimana kedua hal ini memberi andil pada kemungkinan penigkatan seseorang untuk menghindari akibat yang merugikan orang lain dan diri sendiri (Solomon & Hanson, 1985). Perilaku etis berhubungan dengan tindakan yang sesuai dengan keputusan yang relevan, yang sejalan dengan seperangkat pedoman yang menyangkut perolehan yang mungkin dan akibat yang merugikan orang lain. Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah antara lain: masalah etika dalam organisasi dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: menyangkut praktik - praktik organisasi di tempat kerja, dan yang menyangkut keputusan perorangan (karyawan)