Rabu, 11 November 2009

Perencanaan Poros Dengan Beban Puntir atau Torsi


Poros merupakan bagian mesin yang berputar yang digunakan untuk mentrasmit daya (power) dari satu bagian ke bagian lainnya. Dalam mentrafer daya dari satu poros ke poros yang lain digunakan puli,ger dll yang dipasang pada poros tersebut dengan pasak atau spline.
Axle merupakan bagian mesin yang bentuknya sama dengan poros tetapi stasioner dan digunakan hanya untuk mentrasmisikan momen banding. Spidle adalah nama / istilah yang dipakai pada poros pendek (short shaft).

BAHAN UNTUK POROS :
Bahan yang digunakan untuk poros biasa,biasanya dari bahan baja lunak (mild steel). Jika dipergunakan kekuatan yang tinggi.akan digunakan dari bahan baja paduan (alloy steel)seperti baja nikel,baja nikel kron,baja vanadium krom dll.
Poros umumnya dibentuk dengan cara hot roling dan di finising ke dalam ukuran tertentu dengan cara cold drawing atau turning dan grinding.
Poros umumnya dibentuk dengan cara cold roling memiliki kekuatan yang lebih baik dari pada poros yang dibentuk dengan cara hot roling,tetapi tegangan sisa (residual stress)yang timbul lebih tinggi.Tegangan sisa ini bisa disebabkan oleh distorsi ketika poros tersebut dikerjakan mesin.

MACAM POROS :
1) Poros Transmisi :
Poros transmisi ini mentrasmit daya antara sumber daya dan mesin yg menyerap daya. Poros seperti counter shoft,line shoft,overhead shoft merupakan poros transmisi.
Karena poros ini membawa bagian-bagian mesin seperti puli,ger dll sehingga poros mendapat beban banding sebagai tambahan porsi.
2) Poros Mesin
Poros mesin ini biasanya menyatu dengan mesin itu sendiri.Crank shoft adalah contoh dari poros mesin.

TEGANGAN PADA POROS :
Berikut adalah tegangan-tegangan yang terjadi pada poros :
a. Tegangan Geser (shear stress) yang disebabkan oleh beban torsi
b. Tegangan Bending (tarik atau tekan) akibat gaya yang bekerja pada ger, puli dll.termasuk berat dari poros itu sendiri.
c. Tegangan Kombinasi Torsi dan Bending

PERENCANAAN POROS :
Poros bisa direncanakan berdasarkan pada Kekuatan (strength), Rigidity
Dalam perencanaan yang berdasarkan pada kekuatan, kondisi berikut bisa dipertimbangkan :

Karyawan dan Etika Berorganisai

Masalah etika selalu muncul dalam situasi yang melibatkan orang lain, tetapi seringkali organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini dari pada pihak - pihak lainnya. Pelanggaran terhadap etika yang telah diterima secara umum merupakan masalah yang harus diwaspadai dalam organisasi, bagi sebagian orang perilaku etis dalam organisasi tidak selalu penting.
Disikusi etika dalam organisasi diperlukan, dan mungkin bermanfaat bagi kita untuk mempelajari beberapa masalah etika dalam konteks pembuatan keputusan mengenai pekerjaan dalam organisasi hal ini karena organisasi adalah bagian dari sebuah budaya yang memiliki komponen-komponen berupa nilai dasar organisasi, asumsi yang diterima, kaidah pengambilan keputusan, gaya manajerial, cerita kesuksesan dan keberhasilan, makna tradisi dan loyalitas, serta topik dan metode komunikasi yang diterima. Dalam berkomunikasi harus mempertimbangkan pendekatan positif tentang moral dan etika penyampaian informasi oleh individu maupun oleh organisasi itu sendiri dalam hubungannya dengan individu lain maupun dengan organisasi lain.
Teori mengemukan bahwa etika berkaitan dengan pemikiran dan cara bersikap, pemikiran mengenai etika terdiri dari evaluasi masalah dan keputusan dalam arti bagaimana kedua hal ini memberi andil pada kemungkinan penigkatan seseorang untuk menghindari akibat yang merugikan orang lain dan diri sendiri (Solomon & Hanson, 1985). Perilaku etis berhubungan dengan tindakan yang sesuai dengan keputusan yang relevan, yang sejalan dengan seperangkat pedoman yang menyangkut perolehan yang mungkin dan akibat yang merugikan orang lain. Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah antara lain: masalah etika dalam organisasi dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: menyangkut praktik - praktik organisasi di tempat kerja, dan yang menyangkut keputusan perorangan (karyawan)

Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Penelitian kualitatif
1. Metode pengumpulan data dengan cara observasi(partisipan) dan wawancara. Teknik wawancara sebagai cara utama untuk mengumpulkan data/informasi. Wawancara harus sampai mendalam/sampai pada titik kejenuhan itu diperoleh. Wawancara tidak saja untuk mengetahui apa yang diketahui dan dialami seseorang/subjek yang diteliti tetapi juga apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek peneliti yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan masa datang.
2. Metode analisis data dalam bentuk verbal, tidak ada statistic. Analisis data telah dimulai sejak tiba pada latar penelitian.adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis data kualitatif adalah reduksi data, display data, verifikasi data dan mengambil kesimpulan.
3. Sumber data, biasanya berasal dari responden yang jumlahnya sedikit dengan informasi yang mendalam (human as instrument).
4. Keabsahan data : ada 4 tipe standar/criteria utama untuk menjamin keterpercayaan/kebenaran hasil penelitian yaitu : kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, transferabilitas.
5. Hasil dari penelitian kualitatif tidak dapat digeneralisasikan/studi kasus.
Penelitian kuantitatif
1. Metode pengumulan data berupa observasi biasa dan wawancara yang terstuktur.
2. Metode analisis data, dalam bentuk angka dan ada statistic. Analisis data baru dapat dilakukan setelah seluruh data selesai dikumpulkan.
3. Sumber data : non human as instrument, dengan responden yang banyak memakai metode angket.
4. Data harus andal, mantap dan dapat diulang.
5. Hasil dari penelitian kuantitatif dapat digeneralisasi.